Kelompok 1 kelas X-7 setelah proses syuting (Foto: Luna)
Purbalingga, Rabu (30/08/2023) – Jelang berakhirnya bulan Agustus tahun 2023 ini, SMAN 1 Purbalingga telah memasuki hari ketiga dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Diketahui bagi siswa kelas 10 (peserta P5), projek ini merupakan asesmen P5 pertama mereka di bangku Sekolah Menengah Atas. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata dalam upaya membentuk karakter siswa yang sesuai dengan profil pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka.
Untuk P5 kali ini bagi kelas 10 telah ditentukan dengan tema “Bangunlah Jiwa dan Raga” dan sub tema “Hidup Berdampingan Saling Berpegangan”. Pada hari pertama, peserta P5 dibentuk dalam beberapa kelompok dan mendapat tugas utama untuk membuat film pendek dengan topik Stop Bullying. Dengan bekal pengertian tentang bullying oleh pendamping di setiap kelas, dan sosialisasi dengan dosen psikologi, rupanya setiap kelompok telah menuangkan ide alur cerita yang cemerlang dalam film yang mereka buat, tidak lupa juga dengan teknik alur pengambilan video yang kreatif.
“Film ini akan menceritakan tentang anak yang di-bully dan akhirnya dapat bercerita dengan gurunya tentang apa yang telah dialaminya, (film ini) menggunakan teknis alur maju-mundur,” Ujar Lintas Nata Purba, salah satu peserta P5 dari kelas X-7.
Para peserta terlihat sangat semangat dan tekun dalam mengerjakan tugas ini. Terbukti dengan progres kerja yang sudah di atas 50% walau asesmen baru diberikan 3 hari yang lalu. Hasil tersebut juga tidak terlepas dari kerjasama tim yang kompak dan teratur.
“Untuk proses pembuatannya sendiri dimulai dari hari Senin, setelah kami membentuk kelompok, kami mulai membuat alur, menentukan tokoh dan tempat yang akan digunakan untuk syuting. Kemudia pada hari Selasa, menetapkan alur cerita agar lebih jelas, hingga puncaknya hari ini (Rabu) kami mulai take video, progress-nya hari ini sudah sekitar 60%,” ujar Nayla Dwi Aprilia, perwakilan dari kelompok 2 kelas X-12.
Keragaman dan cemerlangnya alur cerita yang dibuat juga tidak terlepas dari pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan di setiap adegannya. Pembuatan film tidak hanya semata-mata hanya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh sekolah, akan tetapi para peserta P5 rupanya memiliki tujuan dan harapan yang baik untuk masyarakat.
Mikha Rachel Pattie selaku salah satu peserta P5 dari kelas X-4 mengatakan harapannya agar para korban perundungan nantinya dapat berani untuk speak up atau mengatakan yang sejujurnya tentang apa yang telah dialami, kemudian Mikha juga menambahkann untuk pelaku perundungan harus menyadari bahwa tindakan bperundungan atau bullying merupakan tindakan yang buruk.
Walaupun projek kali ini merupakan yang pertama kalinya untuk peserta P5 kelas 10, hal tersebut tidak lantas membuat para peserta P5 menjadi pesimis. Sebaliknya, mereka sangat bersemangat untuk menghasilkan karya yang terbaik dan bermanfaat. (Rahma Aulia/Jurnalis P5)