Site announcements

Seminar IoT dan Hidroponik

by Admin Meiseti Awan -

awdad

Sebuah seminar yang diadakan untuk murid murid kelas X di SMA Negeri 1 Purbalingga pada 21 November 2023. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Purbalingga, Joko Mulyanto, S.Pd. , mengungkapkan bahwa banyak pabrik yang saat ini tidak menggunakan tenaga manusia, sehingga kebutuhan akan tenaga manusia semakin berkurang. Namun, ia juga menekankan pentingnya sikap proaktif dalam menghadapi perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dari peradaban. Aziz Wisnu Widhi Nugraha S. T., M. Eng. seorang dosen dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, memberikan materi tentang pemanfaatan mikrokontroler dan IoT bagi pemula dalam mendukung teknologi hijau. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang potensi teknologi dalam meningkatkan efisiensi.Tri Bowo Pangestika, M. Pd Ketua Artasi Agrowisata, juga hadir dalam acara tersebut. Ia memberikan wawasan tentang hidroponik, metode menanam tanaman tanpa menggunakan tanah dan mengoptimalkan penggunaan air.

 

- Naila Nurizzati

Ayo Intip Keseruan Siswa Kelas 10 Saat Menjalankan Tugas P5 Untuk Pertama Kali

by Admin Meiseti Awan -

GbD2v2Ew2AnC3N0LpslZj02JvE2cfjOzucTjt5zYiKF2SVahYp24yt_gBrYv7kNX0-tpFQACOGhrP-vKWobmVhw9CzGUdglwy5Tt288xWbz0E60HS95P45Ak2KPA8D5DYCXzPj3FJIooYgCTwaYKpA

Kelompok 1 kelas X-7 setelah proses syuting (Foto: Luna)

Purbalingga, Rabu (30/08/2023) – Jelang berakhirnya bulan Agustus tahun 2023 ini, SMAN 1 Purbalingga telah memasuki hari ketiga dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Diketahui bagi siswa kelas 10 (peserta P5), projek ini merupakan asesmen P5 pertama mereka di bangku Sekolah Menengah Atas. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata dalam upaya membentuk karakter siswa yang sesuai dengan profil pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka.

Untuk P5 kali ini bagi kelas 10 telah ditentukan dengan tema “Bangunlah Jiwa dan Raga” dan sub tema “Hidup Berdampingan Saling Berpegangan”. Pada hari pertama, peserta P5 dibentuk dalam beberapa kelompok dan mendapat tugas utama untuk membuat film pendek dengan topik Stop Bullying. Dengan bekal pengertian tentang bullying oleh pendamping di setiap kelas, dan sosialisasi dengan dosen psikologi, rupanya setiap kelompok telah menuangkan ide alur cerita yang cemerlang dalam film yang mereka buat, tidak lupa juga dengan teknik alur pengambilan video yang kreatif.

“Film ini akan menceritakan tentang anak yang di-bully dan akhirnya dapat bercerita dengan gurunya tentang apa yang telah dialaminya, (film ini) menggunakan teknis alur maju-mundur,” Ujar Lintas Nata Purba, salah satu peserta P5 dari kelas X-7.

Para peserta terlihat sangat semangat dan tekun dalam mengerjakan tugas ini. Terbukti dengan progres kerja yang sudah di atas 50% walau asesmen baru diberikan 3 hari yang lalu. Hasil tersebut juga tidak terlepas dari kerjasama tim yang kompak dan teratur.

“Untuk proses pembuatannya sendiri dimulai dari hari Senin, setelah kami membentuk kelompok, kami mulai membuat alur, menentukan tokoh dan tempat yang akan digunakan untuk syuting. Kemudia pada hari Selasa, menetapkan alur cerita agar lebih jelas, hingga puncaknya hari ini (Rabu) kami mulai take video, progress-nya hari ini sudah sekitar 60%,” ujar Nayla Dwi Aprilia, perwakilan dari kelompok 2 kelas X-12.

Keragaman dan cemerlangnya alur cerita yang dibuat juga tidak terlepas dari pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan di setiap adegannya. Pembuatan film tidak hanya semata-mata hanya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh sekolah, akan tetapi para peserta P5 rupanya memiliki tujuan dan harapan yang baik untuk masyarakat.

Mikha Rachel Pattie selaku salah satu peserta P5 dari kelas X-4 mengatakan harapannya agar para korban perundungan nantinya dapat berani untuk speak up atau mengatakan yang sejujurnya tentang apa yang telah dialami, kemudian Mikha juga menambahkann untuk pelaku perundungan harus menyadari bahwa tindakan bperundungan atau bullying merupakan  tindakan yang buruk.

Walaupun projek kali ini merupakan yang pertama kalinya untuk peserta P5 kelas 10,  hal tersebut tidak lantas membuat para peserta P5 menjadi pesimis. Sebaliknya, mereka sangat bersemangat untuk menghasilkan karya yang terbaik dan bermanfaat. (Rahma Aulia/Jurnalis P5)

 

SMA NEGERI 1 PURBALINGGA MEMPERSEMBAHKAN GERAKAN LAGU PELAJAR PANCASILA 

by Admin Meiseti Awan -

2BRQx0fF3tZzZjXVPWiY_WV4yr1ViUZ-H0zNf8chxNj5zTmRna-vXNJkpFBCKESgCftNFM3HZWBmv2_hBYQkry8rNjZK3DdQRaivtkV3ev92iVo3NvmItTzzVTDlxCvQa2IGwy07N06W

PURBALINGGA — Selasa, (29/08/2023), merupakan hari pembukaan Projek Pelajar Pancasila bagi kelas X dan kelas XI di SMA Negeri 1 Purbalingga. Dalam pembukaan P5 kali ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari Bapak Sigit Adi P, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Kurikulum SMA Negeri 1 Purbalingga, pembukaan resmi oleh Ibu Chusnul Muftiati, S.Pd. dan ditutup dengan melakukan gerakan Pelajar Pancasila.

Gerakan Pelajar Pancasila merupakan suatu bentuk upaya sekolah dalam memeriahkan P5 kali ini. Ibu Gita Eptika P., S.Pd. mengatakan sekolah ingin menampilkan sesuatu yang terbaru dan mencoba untuk membangun rasa empati yang besar terhadap siswa terkait projek pelajar Pancasila, dimana mengapa mereka harus melaksanakan projek p5 serta bisa lebih memaknai proses projek P5 demi menampilkan inovasi yang terbaru.

Selama satu bulan lamanya, Andika Syahrillah Al Ghifari mencari referensi dibuatnya gerakan pelajar Pancasila. Referensi-referensi yang telah ia temukan dikembangkan kembali dengan memasukkan unsur seni tari dan bela diri. Tanpa menyamping makna dari setiap baris lagu, Andika melandaskan lirik lagu Pelajar Pancasila sebagai dasar ia membuat gerakan tersebut.

Kesulitan tidak luput dari jangkauan Andika. Ia mengatakan bahwa mempermudah gerakan demi gerakan agar bisa dilakukan oleh seluruh kalangan, dari anak muda hingga para guru. Selain itu, dalam hal dokumentasi yang dibantu tiga teman Andika supaya dapat di share ke seluruh warga sekolah tentunya perlu waktu untuk menghafal dengan sempurna. 

Dalam pembuatannya Andika didampingi oleh Bu Gita selaku guru seni SMA Negeri 1 Purbalingga. Demi mewujudkan tampilan yang baru dan pelajar yang kreatif serta mampu memodifikasi dan orisinal yang dapat bermanfaat dan berdampak. “saya tentunya sangat bangga melihat gerakan ini bisa dilakukan oleh warga kelas X dan XI SMA Negeri 1 Purbalingga,” Ujar Ibu Gita. (Luna/Jurnalis P5)

Older topics...